Tugas Perilaku
Konsumen
Nama : Ricki Yohanes Fajar
Kelas : 2EA27
NPM : 16211116
Universitas
Gunadarma
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang :
Pemahaman
akan perilaku konsumen adalah yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang
diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya
dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Rumusan
Masalah :
1.
Apa kriteria
evaluasi sebelum pembelian?
2.
Bagaimana
Penentuan alternatif pilihan sebelum pembelian ?
3.
Bagaimana
Menafsirkan alternatif pilihan sebelum pembelian ?
4.
Bagaimana
Menyeleksi aturan pengambilan keputusan ?
5.
Bagaimana
proses pengetahuan membeli ?
6.
Bagaimana memilih
alternatif terbaik ?
7.
Apa saja
yang termasuk sumber-sumber pembelian ?
8.
Definisi
sumber daya ekonomi ?
9.
Definisi
sumber daya sementara ?
10. Definisi
sumber daya kognitif ?
11. Apa
kandungan pengetahuan ?
12. Apa
orgnisasi pengetahuan ?
Tujuan.Pembahasan :
1.
Mengetahui
kriteria evaluasi sebelum pembelian
2.
Mengetahui
Penentuan alternatif pilihan sebelum pembelian
3.
Mengetahui
bagaimana Menafsirkan alternatif pilihan sebelum pembelian
4.
Mengetahui
bagaimana menyeleksi aturan pengambilan keputusan
5.
Mengetahui
bagaimana proses keputusan membeli
6.
Mengetahui
Bagaimana memilih alternatif terbaik
7.
Mengetahui
apa saja yang termasuk sumber-sumber pembelian
8.
Mengetahui
definisi sumber daya ekonomi
9.
Mengetahui
definisi sumber daya sementara
10. Mengetahui
definisi sumber daya kognitif
11. Mengetahui
kandungan pengetahuan
12. Mengetahui
orgnisasi pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kriteria
Evaluasi Sebelum Pembelian
Philip
kotler mengemukakan, “Konsumen mempelajari merek-merek yang tersedia dan
ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi semua alternatif yang
ada dalam menentukan keputusan pembeliannya”(1998:170).
Menurut
Sutisna, “Setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama adalah
manfaat yang diperoleh dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang
diharapkan”(2001:22).
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, ketika berbagai alternatif telah diperoleh,
konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi altenatif tersebut, dalam
keberadaanya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan
dibelinya.
2.2 Menentukan Alternatif Pilihan
1. Teknik Kompensatori
·
Kelebihan suatu atribut dari sebuah merk dapat menutupi kelemahan dari
atribut lainnya
·
Konsumen akan mengevaluasi keseluruhan atribut yang dimiliki suatu merk,
kemudaian ia memberikan penilaian secara keseluruhan
2. Teknik Non Kompensatori
Teknik ini menyatakan bahwa skor yang tinggi pada suatu atribut tidak bias
menutupi skor yang rendah pada atribut lain
3. Teknik Leksikografik
Konsumen akan mengevaluasi merk alternatif bedasarkan atribut yang dianggap
paling penting
4. Teknik Pengurangan bertahap
Sama dengan teknik Leksikografik, bedanya teknik ini menetapkan skor
minimal atau standar untuk atribu yg dianggap paling penting tersebut
5. Teknik Konjungtif
Konsumen akan menetapkan batas minimum standar atau skor untuk setiap
atribut yg dievaluasi
6. Teknik Disjungtif
Sama dengan dengan teknik konjungtif, bedanya teknisk disjungtif akan
memilih merk yang memiliki skor yang tertinggi pada salah satu atribut dari
merk tersebut
2.3 Menafsirkan
Alternatif Pilihan Sebelum Pembelian
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan
informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep
dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita
menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut
produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap
atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga,
konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai
dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan
produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda.
Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa
prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur
evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen
mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing
individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen
menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain,
konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka
membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang
konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya
pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran
pembelian. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses
evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk
mempengaruhi keputusan membeli.
2.4
Menyeleksi aturan pengambilan keputusan
Setelah konsumen menerima pengaruh
dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak
produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya
menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen,
tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan
dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk
membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.
2.5 Proses Keputusan Pembelian
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh
ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku
konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan
pembelian.
Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam
mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, anatara lain:
1. Pengenalan Masalah
Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses
pembelian, dimana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli
merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
2. Pencarian informasi.
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk
mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat
memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber, yaitu terdiri dari
sumber pribadi, sumber komersial dan sumber pengalaman.
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat
pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya. Ada
konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada
konsumen dan keputusan pembelian.
4. Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka
konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan
konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia. Tetapi
dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan membeli. Faktor
tersebut antara lain : sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak diharapkan
(Muslichah et al, 2005).
5. Perilaku Pasca pembelian
Artinya tahap dari Proses keputusan membeli. Konsumen
mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan rasa puas atau
tidak puas. Pembeli merasa puas atau tidak puas dalam proses pembelian terletak
pada hubungan antara penilaian suatu produk dan harapan konsumen. Apabila
produk tidak sesuai harapan, konsumen merasa tidak puas. Bila produk memenuhi
harapan konsumen, konsumen merasa puas. Dan apabila produk melebihi harapan
konsumen, konsumen akan merasa sangat puas.
2.6 Memilih Alternatif Terbaik
Terjadinya transaksi pembelian (dipandang dari sisi
pemasaran) yaitu :
Pembelian yang direncanakan: biasanya terjadi
berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen memang membutuhkan barang-barang
tertentu.
Dalam hal pembelian yang telah direncanakan, biasanya
konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk yang hendak
mereka beli. Misalnya pengetahuan tentang merek, tentang harga, kemasan,
keandalan, pelayanan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada
barang-barang yang biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada
rangsangan-rangsangan tertentu dari produk substitusi sehingga si konsumen
melihat manfaat lebih dari produk substitusi tersebut.
Pembelian yang tidak direncanakan : terjadi karena
konsumen melihat atau merasakan manfaat lain dari manfaat utama produk yang
mereka beli.
Lalu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pembelian tidak direncanakan ?
Pertama adalah lingkungan fisik atau pengetahuan
konsumen tentang toko, supermarket atau mall dimana si konsumen beraktifitas:
mencakup pilihan lokasi , tata letak (layout)
rak pajangan. Pemilihan lokasi yang tepat, lahan parkir yang luas, kemudahan
akses dari dan ke toko/supermarket/mall, termasuk juga keamanan lokasi sangat
menentukan apakah konsumen mau berkunjung ke toko Anda atau tidak. Lokasi yang
“sempit”, atau mau parkir saja mesti putar-putar tiga atau empat kali, atau
tidak ada akses kendaraan umum dari dan ke lokasi, atau udara yang sumpek dan
panas, tentu saja menjadikan toko Anda alternatif terakhir untuk dikunjungi.
Kemudian pemilihan warna cat atau wallpaper juga cukup menentukan. Pilihlah
warna yang sesuai dengan tema Anda (misi dan visi Anda), tapi sekaligus
merangsang pembelian. Kemudian satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah
pilihan suara atau musik. Pilihlah musik yang sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan dimana toko/supermarket Anda berada. Pilihan jenis musik untuk
waktu-waktu tertentu juga cukup menentukan, misalkan pagi hari memperdengarkan
musik yang lembut-lembut, menjelang siang mungkin musik yang agak keras/cepat
dan seterusnya, yang jelas pilihlah musik yang Anda yakini bisa merangsang
pembelian. Berikutnya (masih termasuk lingkungan fisik) adalah pengaturan
(tataletak) rak display dan penempatan produk. Aturlah rak-rak display Anda
sedemikian sehingga terkesan rapi sehingga konsumen akan merasa nyaman berjalan
di lorong-lorong diantara rak. Demikian juga dengan barang-barang yang dipajang
di rak. Pengelompokan produk sangat dianjurkan dan diatur sedemikian sehingga
konsumen mudah untuk mencarinya, dan bila perlu, beri informasi-informasi yang
lebih memudahkan konsumen seperti petunjuk letak barang. Sebisa mungkin hindari
penempatan barang ditengah-tengah lorong yang memberi kesan semrawut. Ingat,
kecuali membeli barang, konsumen juga sedang membeli kenyamanan.
Lingkungan fisik atau pengetahuan
konsumen tentang toko/supermarket Anda adalah faktor yang paling krusial.
Mengapa ? Karena dengan mempersiapkan lingkungan fisik toko/supermarket Anda
sebaik mungkin, maka bukan hanya pembelian yang tidak direncanakan yang dapat
Anda jaring, tetapi bahkan konsumen yang sudah merencanakan membeli produk
tertentupun dengan senang hati akan berbelanja di toko/supermarket Anda.
Faktor kedua adalah masalah waktu. Ketersediaan waktu
juga mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan melakukan pembelian.
Jika mereka tidak mempunyai cukup banyak waktu, maka mereka akan mengurangi
waktu untuk pencarian informasi.
Penggunaan informasi yang tersedia
juga akan menurun, dan informasi negatif atau yang tidak menguntungkan turut
pula dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan akibat adanya tekanan
waktu, sehingga mereka hanya akan melakukan pembelian yang telah direncanakan
saja. Sebaliknya bagi konsumen yang mempunyai waktu mencukupi akan melakukan
pencarian informasi dan mengolahnya dengan baik sehingga diharapkan dapat
memunculkan keinginan pembelian barang yang tidak direncanakannya. Namun
pembelian yang tidak direncanakan yang dilakukan konsumen terlebih dahulu
mempertimbangkan kebutuhan, nilai dan ketertarikannya pada produk yang akan
dibeli.
Faktor ketiga adalah adanya
rangsangan-rangsangan tertentu yang “sengaja” diciptakan oleh para pemasar
sehingga konsumen melakukan pembelian yang tidak direncanakan, bahkan
seringkali tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan ketertarikannya pada barang
yang dibeli. Rangsangan itu dapat berupa potongan pembelian, gift, gimmick,
promo, launching produk baru (atau yang diperbarui), obral, dan seterusnya.
Belanja merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang, karena
belanja bukan saja aktivitas jual beli saja, namun juga merupakan salah satu
kegiatan rekreasi pada masyarakat dewasa ini.
Konsumen mempunyai berbagai motivasi
atau alasan berbelanja, selain untuk mendapatkan produk, konsumen juga
memandang berbelanja sebagai kegiatan menyenangkan yang disertai satu atau
lebih aktivitas seperti yang diungkapkan pakar marketing Henry Assael bahwa
berbelanja merupakan aktivitas menikmati lingkungan toko, menelusuri dan
mengamati penawaran-penawaran toko, berbicara pada pramuniaga, serta
membelanjakan uang.
Kegiatan belanja yang tampaknya
sederhana ternyata melibatkan interaksi rumit antara berbagai aspek lingkungan
dimana kegiatan belanja dilakukan sehingga strategi pemasaran dirancang untuk
memahami perilaku berbelanja konsumen ini.
2.7 Memilih sumber-sumber pembelian
Sumber-Sumber Pembelian Intern :
1. Motivasi
merupakan kebutuhan yang cukup
menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan
tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu
keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman.
Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang
timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui,
kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Seperti yang diterangkan oleh
teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar,
haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan),
kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan
dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri,
pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri
(pengembangan dan perwujudan diri).
2. Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan,
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti
dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan
perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
Melalui perbuatan dan belajar, orang
memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang
dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif
yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan
berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau
gagasan.
3. Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur hidup,pekerjaan,situasi
ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri pembeli.Konsumsi seseorang
juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang
dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan
produk.
Sumber-sumber Pembelian ekstern :
1. Kebudayaan
faktor budaya adalah salah satu pengaruh yang paling
berdampak luas dalam perilaku konsumen.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat
cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam
negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen
seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa
kebudayaan yang melekat utuh
didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah
terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
2. Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari
orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli.
Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian,
yaitu :
- Kelompok acuan : semua kelompok
yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan
pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat
keputusan konsumsi.
- Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen
yang paling penting juga berpengaruh secara langsung
terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
- Peran : meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan
peran dan status pamakainya.
3. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang
paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada
produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi
dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang
dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap
peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh
masyarakat.
Para anggota keluarga dapat
mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua
maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber
orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan.
2.8 Sumber Daya
Ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau
lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai
sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada
sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya
manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai
modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap
sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain.
Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut
termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
2.9 Sumber
Daya Sementara
A.
Barang yang
menggunakan waktu
Produk yang memerlukan pemakaian
waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu
Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
B.
Barang
penghemat waktu
Produk yang menghemat waktu
memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh oven, microwave, pemotong rumput, fast food.
2.10 Sumber Daya
Kognitif
kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep
yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema
tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan
perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan
informasi secara mental. Teori ini digolongkan
Menurut
Piaget,bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk
mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks
bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat
periode.
Piaget
berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial penting dalam enam sub tahap :
1.
Sub-tahapan
skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan
terutama dengan reflex.
2.
Sub-tahapan
fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan
berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
3.
Sub-tahapan
fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan
dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan
4.
Sub-tahapan
koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas
bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang
permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda.
2.11 Kandungan pengetahuan
Sesuatu untuk mengatur atau struktur
organisasi untuk mengelompokan sesuatu, organisasi dibuat untuk memudahkan
penggunaan dokumen atau pengetahuan itu sendiri.
Terdapat pendekatan historis dan
teoritis yang berbeda dan teori tentang pengelolaan pengetahuan, yang terkait
dengan pandangan yang berbeda dari pengetahuan, kognisi, bahasa, dan organisasi
sosial layanan informasi perpustakaan profesional sering berkonsentrasi
pada penerapan teknologi baru dan standar, dan tidak mungikin telah melihat
pekerjaan mereka sebagai interpretasi yang melibatkan makna analisis,
itulah sebabnya klasifikasi perpustakaan telah dikritik karena kurangnya konten
intelektual substantif.
(However Dr.Ch)
2
2.12 Organisasi pengetahuan
Pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup
semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan manajemen pengetahuan
mempromosikan.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Keputusan membeli oleh konsumen
dipengaruhi oleh banyak factor. Adapun empat tipe proses pembelian di pengaruhi
oleh complex decision making, brand loyalty, limited decision making dan
Inertia. Dan tahap dalam proses pembelianpun di pengaruhi oleh beberapa factor perilaku
sesudah pembelian, menilai sumber-sumber, menetapkan tujuan
pembelian, mengidentifikasikan alternatif pembelian, keputusan
membeli dan menganalisa keinginan dan kebutuhan. Situasi terakhir
adalah situasi-situasi tertentu yang banyak dimanfaatkan pemasar untuk
mempengaruhi perilaku konsumen. Jadi seorang konsumen ynag mawas terhadap
pembelian setiap produk maka ia akan selalu memperhatikan dari hal yang
terkecil dari situlah seorang produsen harus bisa membaca pangsa pasar/
keinginan konsumen di saat ini.
18
|
3.2 Saran
Dalam setiap pengambil keputusan
mengenai pembelian suatu barang, harus memperhatikan mana kebutuhan yang
penting di dahulukan dan jumlah uang yang kita punyai sesuai dengan pendapatan
Rumah Tangga, juga menetapkan dan menggunakan berbagai kriteria evaluasi
termasuk harga, merek, kualitas dan lain-lain pada saat membuat keputusan
pembelian. Dan penilaian kinerja setiap alternatif sebagai dasar dari evaluasi
serta mengetahui dan memahami bagaimana situasi konsumen dalam menentukan
pilihan dengan melihat berbagai aspek yang ada didalamnya apa saja yang terkait
hingga mempengaruhi tingkat pembelian.
DAFTAR PUSTAKA
·
Ishak,
Asmai, 2 Oktober 2010, Pentingnya Kepuasan Konsumen dan Implementasi Strategi
Pemasarannya.
·
Mulyana, 3
Oktober 2010, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli, URL : http://wsmulyana.wordpress.com
·