Tugas Softskill
Bahasa Indonesia
Nama : Ricki Yohanes Fajar
Kelas : 3EA27
NPM : 16211116
Universitas
Gunadarma
Segala
sesuatu yang dijaga dengan baik tidak selamanya akan tetap menjadi milik kita.
Begitupun halnya dalam cinta. Cinta yang dijaga dan dipertahankan dalam segala
keadaan bila sudah tidak ada lagi benih sayang dan setia, dia juga akan hilang
perlahan. Kisah ini menceritakan dua remaja yang saling mencintai, namun dalam
suatu keadaan salah satunya harus memilih pergi dan tanpa disadari cinta itupun
hilang.
***
Bel tanda pulang sekolah telah
berbunyi.
“Beib…!!” terdengar suara dari
belakang memanggil. Kata itu sudah tidak asing bagi Ryan. Ya itu adalah sebuah
kata panggilan sayang dari Nitha. Gadis seusianya yang paling dekat dengannya.
Semenjak mereka pacaran 5 bulan lalu, mereka menggunakan kata itu untuk
menyebut satu sama lain.
“Ehh… kamu Nit… Gimana belajarnya?”
Ryan bertanya sambil menyodorkan tangannya yang langsung disambut oleh Nitha
dan menciumnya.
“Biasa aja beib… tapi tadi ada anak
baru lho di kelas aku beib” jawab Nitha
sambil menarik tangan Ryan.
“Oh ya? Dapat teman baru donk…”
balas Ryan sambil menarik hidung wanita yang dicintainya itu. “ikhhh… sakit tau…”
Cerutu Nitha. “Teman baru apaan beib, anaknya tengil gitu, udah gitu sombong
lagi beib..” Oceh Nitha seperti biasanya tanpa henti.
“Emangnya kenapa beib ? Ga baik tau
beib ngatain orang gitu… apalagi masih 1 hari lho kenalnya…” jawab Ryan dengan
lembut dan sabar.
“Ikkhhh Beiby….. koq malah nyalahin
aku sich? Aku kan bukan asal ngomong. Tadi dia tuch lempar kertas ke kepala aku
tau beib, ga tengil apaan coba gitu… Cerutu Nitha agak kesal merasa
disalahin. Dengan sabar Ryan mencoba
menenangkan hati pacarnya itu, “Emangnya
kamu salah apa beib? Berani-beraninya dia menyakiti pacarku tersayang”
candanya.
Aku ga ada salah sama dia beib,
orang aku liat dia aja baru tadi pas dikelas beib. Emang jahil tau beib, Udah
gitu tadi pas istirahat dia ngajak aku sama Angel kenalan, tapi dia bilangnya
gini beib : Kenalkan nama saya Tito Irawan, anak pengusaha kelapa sawit
terkenal dan tampan. TAM-PAN, T-A-M-P-AN, tampan. Pake huruf besar.” celoteh
Nitha lagi sambil menirukan gaya, logat, dan perkataan Tito tadi. Ryan hanya
tersenyum melihat pacarnya mengoceh daritadi.
Tak terasa Rumah Nitha sudah hampir
sampai, tapi dia masih saja mengoceh tentang Tito, murid baru teman sekelas
Nitha yang katanya sangat jahil dan tengil itu.
Keesokan
harinya seperti biasa Nitha bangun pagi, mandi, ganti baju, dan sarapan. Jam
06.30 WIB, Ryan sudah di depan rumah menunggunya. “Selamat pagi beib” sapa Ryan
dengan lembut. “Pagi juga beib” balas Nitha sambil meraih tangan Ryan dan
menciumnya seperti biasa. Dengan segera mereka pamit dan berangkat ke sekolah
diiringi dengan percakapan seperti biasanya.
“Hai..!”
suara nyaring terdengat meyapa Nitha. Tito si anak baru menyapanya dengan
lembut. Sambil duduk di bangku kosong di belakang Nitha, Tito menyodorkan
sesuatu. “nech kemaren catatan kamu ketinggalan” ucapnya dengan nada seperti
biasanya.
“Terima kasih!” jawab Nitha
singkat.
“Wiidiihhh, galak banget sichh…
sama abang yang rupawan janga gitu dong..” ledek Tito.
“Apaan sich lu..” sahut Nitha kesal
dan meninggalkan kelas.
Sehabis
jam istirahat, Nitha kembali ke kelas. Pelajaran berikutnya adalah Olahraga dan
hari ini materinya adalah latihan basket. Tim Pria di gabung dengan Tim Wanita.
Nitha terpilih satu tim dengan Tito.
“Ayo Tito…!!! Tito…!!! Tito..!!!
Tito…!!!” Teriak anak lainnya dari luar lapangan.
“Yeeee....” teriak mereka lagi
ketika Tito berhasil memasukkan bola ke jaring. Teriakan ini membuat Nitha
merasa jengkel. Ya, teriakan ini biasa didengarnya untuk menyoraki Ryan, si
raja basket sekaligus kapten tim basket SMA Dirgantara X.
“Apaan sich teriakannya, baru
segitu aja udah lupa sama cowo gue yang udah berhasil meraih banyak trophy dan
penghargaan basket untuk sekolah ini” gumamnya dalam hati.
“Emang sich lumayan, tapi ga
sebandinglah sama Ryan”, gumamnya lagi.
Brrraakkk.... lemparan Tito
menyambar kepala Nitha. Dengan seketika Nitha terjatuh dan tak sadarkan diri.
Semua siswa berlari ke arah Nitha dan langsung membawanya ke ruang UKS.
Sepulang
sekolah, seperti biasanya Ryan menunggu Nitha di depan kelasnya. Tapi Nitha tak
kunjung keluar. Seribu tanya terbersit dipikirannya, dimana sich Nitha ? Apa
dia udah pulang duluan? Tapi kenapa dia ga kasih tau aku ya? Tanyanya sendiri.
“Ryan, nungguin Nitha ya?” tanya
Angel menyadarkannya dari lamunan.
“Eh, iya Jel Nithanya dimana ya?”
Tanya Ryan balik.
“Nithanya ada di ruang UKS Yan,
tadi pas pelajaran olahraga Tito melempar bola ke kepalanya Nitha, teruss....”
belum selesai Angel menjelaskan Ryan sudah berlari ke ruang UKS. Dilihatnya
Nitha terbaring lemah dengan wajah lebam dan bekas bercak darah di hidungnya.
“Kamu kenapa beib?” Tanya Ryan
halus dan perlahan.
Nitha hanya membalas dengan air
mata dan menyebut nama Tito.
“Sabar ya beib, kalo maen basket
itu resikony emang gitu” ucap Ryan menenangkan Nitha. Dalam hatinya Ryan
menyimpan tanya, koq bisa sampe segitunya ya? Apa Tito sengaja ya? Masa se
jahil itu sich kaya anak-anak? Tanya itu berulang-ulang terbersit di benaknya.
Namun ia mencoba menenangkan hatinya sendiri. Sambil memapah Nitha yang dibantu
oleh Angel, Ryan mengusap rambut kekasihnya itu.
Dua
hari kemudian, Nitha sudah bisa masuk sekolah. Tito segera menghampirinya
dengan wajah memelas dan penuh penyesalan. “Maafin gue ya Nit, gue ga sengaja”
ucapnya dengan lembut dan tulus. Nitha membalasnya dengan senyum manis sambil
mengangguk... “Iya gapapa koq, lain kali hati-hati aja dan jangan suka iseng”
ucapnya lagi memaafkan Tito. Sejak saat itu Tito dan Nitha berteman dan sering
belajar bersama.
***
Tidak
terasa tiggal 3 minggu lagi Ujian Nasional akan diadakan. Semua siswa kelas XII
sudah harus siap.
“Nit, ntar kamu pengen melanjut
kuliah dimana?” tanya Tito disela-sela belajar mereka. Tito dan Nitha kini
sudah menjadi sahabat dan sering belajar bersama di sekolah dan di luar sekolah
bareng Ryan juga sama Angel. “Aku sich blum ada rencana yang pasti, tapi
pengennya sich aku pengen kuliah di luar kota”. Jawab Nitha sambil membaca.
“kalo gue sich pengennya pulang
lagi ke Jogja” bokap gue udah sakit-sakitan trus kuliah disana juga lumayan
bagus koq”. Sahut Angel.
“lu pengennya kemana yan?” tanya
Tito membuat Ryan tersentak.
“Blom tau juga To, kayanya bakal
tetep disini-sini aja dech...” jawabnya polos.
“Emangnya kenapa yan?” tanya Tito
penasaran dengan perbedaan keinginan dua sejoli sahabatnya itu.
“Bokap gue udah ga ada to, kasihan
nyokap gue yang udah sakit-sakitan, ga ada yang ngurus ntar. Kakak-kakak gue
smuanya pada kuliah dan kerja di luar kota To...” jawab Ryan dengan nada lirih
menahan air mata.
“waahhh, pisah dong Putri dari
Pangerannya..” ledek Tito memecah suasana hening dan keempatnya tersenyum..
“apaan sich lu” ucap Nitha sedikit
malu. @#@
Ujian
Nasional telah berakhir, satu per satu siswa SMA Dirgantara X mulai merantau
untuk melanjutkan kuliahnya masing-masing. Begitu juga dengan Nitha yang harus
pergi ke Jogja bareng Angel karena dapat beasiswa. Air mata Nitha menetes kala
ia harus berpisah dengan Ryan dan tak henti-hentinya isak tangis Nitha semenjak
dia sudah berada di bandara.
“Beib, jaga diri baik-baik ya
disana, jangan nakal dan jangan lupa berdoa yah beib?” ucap Ryan dengan mata
berkaca-kaca.
“Iya beib, kamu juga ya, jaga ibu
kamu baik-baik ya.... kuliahnya juga disini yang benar lho beib biar sama-sama
suksesnya ntar...” jawab Nitha sambil menangis.
“iya beib, jangan nangis dong, ntar
jelek tuch” hibur Ryan
“jangan nakal y beib, aku pasti
pulang koq” ucap Nitha sambil memeluk kekasihnya itu.
Ryan membalasnya dengan senyuman
manis sambil menarik hidung Nitha.
Kriiinggg...!!!! dering telepon
terdengar dari ruang tamu. Ryan segera mengangkatnya dan mendengar suara
nyaring yang meneduhkan hatinya.
”Halo beib, jangan lupa sebelum
kuliah makan dulu ya” ucap Nitha dari seberang.
“Iya beib, tenang aja” balas Ryan
tersenyum. Dan dibalas dengan sapaan penutup oleh Nitha. ”daahhh...”.
Sejauh
ini komunikasi Ryan dan Nitha masih lancar-lancar saja, hingga suatu hari
keluarga besar Nitha juga pindah ke Jogja. Ayah Nitha dipindahtugaskan ke sana
untuk menangani perusahaan baru. Sejak saat itu Nitha jarang menelepon.
“maaf nomor yang anda tuju sedang
tidak aktif atau berada di luar jangkauan, mohon periksa kembali nomor tujuan
anda” terdengar suara nyaring dari seberang namun bukan dari Nitha. Hanya suara
tante operatorlah yang terdengar setiap kali Ryan mencoba menghubungi Nitha.
Namun ia tetap menunggu dan percaya Nitha akan kembali.
Lima
tahun sudah berlalu tanpa komunikasi antara Ryan dan Nitha. Kini keduanya telah
wisuda, namun tak ada kata selamat dari mereka satu sama lain. Hingga akhirnya
pada acara pengangkatan jabatan Ryan menjadi manajer. Bertahun-tahun penantian
Ryan sia-sia. Ia merasa sakit bagai ditikam dengan tombak yang sangat tajam. Ia
bertemu Nitha di acara itu. Tito juga ada disana. Ia tak kuasa menahan air
mata. Bukan karena terharu dengan kemewahan acara yang ditujukan untuknya,
bukan karena terharu bisa bertemu Nitha lagi, dan bukan juga karena selama ini
Nitha tidak ada kabar. Namun yang lebih sakit menusuk jantungnya adalah Nitha
dan Tito bukan cinta sejati dan sahabatnya lagi. Mereka sudah menikah. Bahkan
sepucuk undangan juga tak ada untuknya. Mereka telah memutar roda berduri di
dalam hatinya.
~@@#*#@@~
Sekian.....